Rabu, 09 Oktober 2013

Skripsi T Industri Evaluasi Perbaikan Kualitas dengan Pendekatan Six Sigma di PT. Sinar Sanata Electronic Industry

Download Kumpulan Contoh Proposal dan Skripsi Teknik Industri Lengkap – Evaluasi Perbaikan Kualitas dengan Pendekatan Six Sigma di PT. Sinar Sanata Electronic Industry. PT. Sinar Sanata Electronic Industry adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga dan kendaraan bermotor. PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan salah satu perusahaan yang sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas produk agar tetap dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya yang semakin banyak dalam beberapa tahun ini.

Hingga saat ini, perusahaan tersebut masih dihadapkan pada masalah kualitas yaitu banyaknya jumlah produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Permasalahan produk cacat menjadi hal yang sangat penting untuk segera diatasi karena kerugian yang ditimbulkan tidaklah sedikit dan produktivitas perusahaan menurun. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melakukan pengukuran dan memberikan alternatif perbaikan dengan menggunakan metode Six Sigma melalui tahap DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan cacat proses produksi produk bola lampu. Setelah dilakukan pengukuran, jenis kecacatan yang terdapat pada proses produksi berupa tiang cacat, wire bengkok, putih, pecah, lompat tiang, biru, putus filament, pecah solder, pecah meja dan pecah mesin. Bagian yang memberikan konstribusi cacat yang paling besar terhadap produk bola lampu adalah pada bagian sealing / vacuum dan solder. DPU (Defect per Unit) dan DPMO (Defect per Million Opportunity) pada proses produksi bola lampu adalah sebesar 0.091 dan 9,172. Kapabilitas proses mencapai ± 3.86 sigma. Berdasarkan hasil analisa FMEA terdapat 3 jenis kegagalan yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki antara lain jenis kegagalan pecah mesin, biru dan pecah meja.

Yang menjadi penyebab dominan kegagalan tersebut disebabkan masalah settingan mesin seperti settingan per perjepit bola lampu longgar atau penyangga bola lampu yang tidak sesuai. Penyebab lainnya disebabkan oleh faktor manusia dimana operator ceroboh atau terlambat dalam memindahkan bola lampu sehingga bola lampu berbenturan dengan bola lampu lain sehingga menyebabkan retak pada bola lampu. Berdasarkan hasil analisa tersebut, diperoleh alternatif perbaikan yang diharapkan dapat mengurangi jumlah produk cacat pada proses produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar